Tuhan, Inilah Proposal Hidupku...
Saya, Arifatul Aghnia adalah masterpiece,
Allah SWT pasti telah menganugerahkan sesuatu yang spesial pada saya yang tidak dimiliki oleh orang lain. Saya percaya itu. Saya lahir 21 Desember 1986. Ayah saya adalah seorang guru swasta yang berpenghasilan rendah, namun menginginkan pendidikan yang baik bagi putri-putrinya. Beliau rela membanting tulang mencari tambahan penghasilan dengan mengajar privat, namun beliau selalu menyempatkan waktunya untuk mengajar kami putri-putrinya. Ayah juga seorang yang selalu ikut berkontribusi dalam masyarakat. Ibu saya seorang SuperMom. Ibu bekerja sebagai PNS di kelurahan. Beliau seorang SuperMom karena Beliau bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga, selalu menyempatkan untuk memasakkan makanan terbaik bagi keluarga, dan berkontribusi dalam pemberdayaan ibu-ibu PKK di lingkungan rumah kami dengan menjadi ketua PKK. Orang tua saya adalah sumber inspirasi utama saya dalam menjalani kehidupan.
Sejak kecil saya sudah terbiasa hidup sederhana. Kehidupan kami sekeluarga di semarang dimulai dari nol, tinggal di rumah kontrakan yang sangat sederhana yang apabila hujan datang selalu bocor. Kami tidur hanya beralaskan tikar di dipan bekas orang meninggal. Ibu hanya mampu memberikan saya air tajin untuk tambahan gizi bagi saya. Di tengah kondisi yang serba sederhana, Alhamdulillah saya masih bisa bersekolah dan memperoleh prestasi yang memuaskan. Saya menjadi juara kelas berturut-turut dari kelas 3-4 dan beberapa kali mendapat rangking 1 di kelas 5 & 6. Nem saya juga tertinggi di SD Karanganyar gunung, sehingga saya bisa masuk ke SMP negeri favorit, yaitu SMP negeri 2 Semarang.
Ketika SMP, saya cukup minder karena teman-teman saya rata-rata adalah orang yang berada, sedangkan saya, uang saku saya kadang tidak cukup untuk transport pulang ke rumah. Saya ingat saya diharuskan membayar uang fotokopi setiap ulangan fisika, padahal sisa uang saku saya hanya cukup untuk transport pulang ke rumah. Mau tidak mau saya harus membayar uang fotokopi tersebut dan akhirnya saya jalan ke kantor ibu yang jaraknya kurang lebih 2 km dari sekolah. Pernah sekali ibu kebetulan sudah pulang ketika saya datang ke kantor ibu, jadi saya terpaksa jalan dari kantor ibu ke rumah yang cukup jauh jaraknya. Saya lebih memilih menggunakan sumber daya yang ada daripada mengharap belas kasihan orang lain. Di tengah ketatnya persaingan di SMP 2 Semarang saya hanya bisa mempersembahkan rangking 10 besar di SMP. Alhamdulillah saya juga bisa mendapatkan nem yang baik, sehingga saya diterima di SMU favorit, SMU negeri 3 Semarang.
Keadaan di SMU 3 tidak jauh beda dengan SMP 2. Persaingan di bidang akademik yang ketat dan teman-teman yang rata-rata kondisi ekonominya di atas saya. Saya juga hanya bisa mempersembahkan rangking 10 besar di SMU. Yang saya dapatkan di SMU dan tidak saya dapatkan ketika di SMP adalah Persahabatan & Kebersamaan. Saya baru menyadari sungguh indahnya persahabatan dan kebersamaan itu. Masa SMU adalah masa yang sangat penting bagi saya dalam menentukan masa depan saya. Saya sempat menginginkan untuk masuk jurusan psikologi, namun dengan banyak pertimbangan, akhirnya saya akhirnya memilih jurusan akuntansi agar nantinya cepat memperoleh pekerjaan. Inilah kesalahan utama saya, yang membuat saya sekarang ini kadang tidak bersemangat dalam melakukan pekerjaan saya.
Untuk memasuki gerbang perkuliahan juga merupakan saat yang berat bagi orang tua saya. Orang tua saya merelakan menjual sepeda motor satu-satunya untuk membiayai bimbingan tes masuk UMPTN saya. Itu merupakan saat-saat yang mengharukan bagi saya, ketika itu saya berjanji untuk tidak mengecewakan pengorbanan orang tua saya. Alhamdulillah pengorbanan orang tua saya tidak sia-sia, saya diterima di Universitas Diponegoro Semarang jurusan akuntansi.
Di masa perkuliahan, saya sudah terbiasa mencari uang sendiri dengan menjadi Unit Pengelola Keuangan Badan Keswadayaan Masyarakat. Saya bekerja sebulan sekali untuk mengerjakan laporan keuangan, dan sesekali mengikuti rapat. Prestasi saya semasa menjadi UPK BKM adalah laporan keuangan terbaik se BKM kota Semarang yang berbuah bantuan perbaikan jalan di RT saya. Alhamdulillah. Selain itu saya juga aktif di bidang keorganisasian kampus, yaitu GMNI dan BEM FE UNDIP. Untuk membantu orang tua membayar SPP saya, saya juga mengajukan beasiswa BBM dan alhamdulillah beasiswa tsb bisa meringankan beban orang tua. Saya bertekad untuk mempersembahkan IPK cumlaude kepada orang tua saya agar ketika wisuda nanti orang tua saya bisa berbangga hati melihat anaknya diwisuda. Alhamdulillah keinginan itu terwujud di semester-semester akhir karena skripsiku mendapatkan nilai A, sehingga IPK ku menjadi 3,55.
Setelah lulus kuliah saya langsung mendapatkan tawaran pekerjaan untuk menggantikan tetangga saya yang bekerja sebagai staff akuntansi dan keuangan di Universitas Muhammadiyah Semarang ketika beliau sedang cuti melahirkan. Alhamdulillah amanah tersebut bisa saya tunaikan dengan baik. Saya banyak berkontribusi positif dalam 6 bulan saya bekerja di Universitas Muhammadiyah Semarang.
Atas ridho Allah SWT dan doa orang tua, alhamdulillah saya diterima di PT HM Sampoerna, tbk sebagai accountant. inilah awal mula kehidupan saya berpisah dengan orang tua dan tinggal seorang diri di Surabaya. Bekerja di HM Sampoerna bukan hal yang mudah buat saya, tekanan-tekanan pekerjaan yang cukup tinggi dan lingkungan yang sama sekali berbeda dengan lingkunganku selama ini. Jatuh bangun saya memulai kehidupan di Surabaya. Walaupun berat, saya selalu mengingat orang tua saya yang selalu menaruh harapan yang besar pada saya untuk mencukupi ekonomi keluarga. Itulah sumber kekuatan terbesar saya dan yang membuat saya bertahan sampai sekarang.
Bekerja di HM Sampoerna telah banyak menempa mental saya dan saya belajar untuk menjadi orang yang profesional yang bertanggung jawab atas apa yang saya kerjakan. Namun, saya bertekad tidak akan selamanya bekerja disini. Karena bukan seperti ini kehidupan yang saya inginkan. Saya tidak mau menjadi wanita karir yang sukses namun suami dan anak-anak saya terbengkalai. Bagi saya wanita sukses adalah wanita yang mampu mensupport suami agar bisa mencapai prestasi terbaik dalam hidupnya dan mendidik anak-anaknya menjadi anak yang sholeh & sholehah.
Visi saya : Menjadi sebaik-baik manusia yang bemanfaat bagi orang lain dan alam sekitar (rahmatan lil ‘alamin).
Motto saya : Earn and learn more to share and give more
Misi saya :
1. Menjadi wanita sukses, yaitu wanita yang mampu mensupport suami agar bisa mencapai prestasi terbaik dalam hidupnya dan mendidik anak-anaknya menjadi anak yang sholeh & sholehah.
Role model saya adalah Siti Khadijah, istri pertama Rasullullah SAW dan seorang saudagar yang kaya raya. Walaupun beliau memiliki materi yang berlimpah sebelum menjadi istri Rasullullah SAW, beliau rela mendukung perjuangan dakwah suaminya walaupun harus meninggalkan semua harta bendanya.
2. Membangun Usaha yang bisa menghidupi banyak orang
Dengan izin suami saya, saya ingin membangun usaha yang bisa menghidupi banyak orang, mempergunakan sumber daya yang ada dan meningkatkan taraf hidup keluarga saya dan orang yang bekerja dengan saya.
3. Berkontribusi Positif dalam Kehidupan Bermasyarakat
Dengan izin suami saya, saya ingin mendirikan TPQ untuk masyarakat di sekitar saya. Bagi saya pendidikan agama islam secara dini adalah PENTING. Sebagai pondasi bagi anak sebagai bekalnya dalam menghadapi kehidupannya kelak.
Prestasi terbaik saya (urutan sesuai dengan urutan prioritas) :
1. Saya adalah supporter terbaik suami saya, sehingga suami saya mampu mencapai prestasi terbaiknya dalam 20 tahun ke depan. Saya akan selalu berada di sampingnya dalam suka maupun duka, menguatkannya ketika terjatuh, dan memberi saran dan masukan bagi perbaikan kehidupannya.
2. Saya adalah Ibu yang terbaik bagi anak-anak saya, sehingga anak-anak saya mampu mencapai prestasi terbaik sesuai dengan minat, bakat, dan passion mereka. Juga menjadikan mereka anak-anak yang sholeh-sholehah dan penghafal Al Qur’an.
3. Saya adalah pengusaha yang mempekerjakan 1000 kepala keluarga dan produk saya bisa diekspor ke luar negeri dalam 20 tahun kedepan
4. Saya berhasil menghidupkan 100 TPQ yang tersebar di daerah-daerah di Indonesia dalam 20 tahun ke depan.
Untuk mewujudkan prestasi terbaik dalam kehidupan saya, berikut langkah-langkah yang saya tempuh :
Jangka pendek (1 tahun ke depan) :
1. Bekerja di HM Sampoerna sampai adikku lulus STAN dan diterima menjadi PNS, sampai bisa mencukupi biaya untuk merenovasi rumah, dan Dana daruratku sudah mencukupi untuk resign. Target : Oktober –Desember 2012
2. Mensupport adik-adikku untuk mencapai prestasi terbaik di bidang akademis. Target : Nurul IPK cumlaude, Sofi 3 besar di tahun 2012
3. Menyelesaikan renovasi rumah sebelum ramadhan 2012
4. Menabung 25% dari penghasilan
5. Bersedekah minimal 10% dari penghasilan (include zakat : 2,5%)
6. Qatam Al Qur’an di akhir 2012 -> 3 juz dalam 1 bulan
7. Membaca surat Al Kahf setiap jum’at dan Al mulk sebelum tidur, target : 90 %
8. Tahajud setiap hari, target : 85%
9. Dhuha setiap hari, target : 95%
10. Menyambung tali silaturrahmi dengan teman lama & orang lain, target : 3 orang setiap bulan
11. Tidak menolak permintaan bantuan orang lain dan lebih peka terhadap orang lain yang butuh bantuan. Target : 3 orang yang ditolong setiap minggu
12. Menikah dengan sederhana (akad nikah + walimah), target : Oktober – Desember 2012
13. Mengikuti seminar, training, bootcamp kewirausahaan & membaca buku tentang wirausaha agar bisa mengasah skill kewirausahaan saya -> sepanjang 2012
Jangka menengah (3 tahun ke depan) :
1. Terus Belajar dan mengembangkan diri untuk menjadi istri yang sholehah dan menjadi Ibu yang bisa membesarkan anak-anaknya menjadi anak yang sholeh & sholehah
2. Membuka usaha : akhir 2012-awal 2013
3. Mendaftarkan haji orang tua 2013 (DP dulu utk mendapatkan kuota haji)
4. Memiliki Rumah pribadi tahun 2014
5. Mulai menghidupkan TPQ di lingkungan dengan bekerjasama dengan yayasan/lembaga keagamaan sekitar tahun 2013
6. Menyusun buku di tahun 2014 -> terus berlatih menulis dengan menulis blog dan melatih keterampilan dan keahlian saya dalam suatu hal .
7. Mendapatkan mentor kehidupan, spiritual & bisnis : 2012-2013
8. Mendaftarkan haji untuk diri sendiri & suami tahun 2014/2015
Namun ada kebiasaan negatif saya yang mungkin menjadi penghalang saya untuk mencapai kesuksesan. Diantaranya adalah :
1. Tidak suka berolah raga
2. Seringkali malas
3. Mudah putus asa
4. Pemalu, terutama berbicara di depan umum
5. Takut gagal
6. Susah untuk bergaul dengan orang baru
7. Cepat merasa bosan
Komitmen saya untuk mengatasi kebiasaan negatif saya :
1. Mencari olah raga yang saya sukai dan menekuninya.
2. Setiap kali rasa malas datang, saya akan membaca resolusi 2012 atau proposal hidup saya agar saya termotivasi untuk mencapainya.
3. Setiap kali merasa putus asa, saya akan melihat foto orang tua saya & adik-adik saya, karena merekalah motivasi terbesar dalam hidup saya untuk bisa sukses.
4. Berlatih berbicara di depan umum dengan niat agar bisa berbagi pengetahuan dan informasi kepada orang lain.
5. Membaca kisah-kisah sukses para pengusaha yang usahanya tidak lepas dari kegagalan. Selalu mengingat bahwa “ Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”. Kegagalan merupakan salah satu langkah maju kita menuju kesuksesan.
6. Lebih ramah pada orang lain yang belum dikenal, lebih berempati pada lingkungan sekitar, mencoba untuk mengajak bicara orang lain lebih dulu.
7. Selalu mencoba hal-hal baru yang berbeda setiap kali merasa bosan untuk menyegarkan pikiran.
Yaa Allah, inilah proposal hidupku. Apabila proposal hidupku ini menjadikan hamba selalu dekat denganMu, maka mudahkanlah Ya Allah, namun apabila proposal hidup ini menjadikan hamba jauh darimu, maka jauhkanlah Ya Allah. Engkaulah Yang Maha Berkehendak, hanya atas ridhoMu lah proposal hidup hamba bisa terrealisasi. Maka, senantiasa tuntunlah jalan hamba Ya Allah.
Amiin yaa rabbal alamiiin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 comments:
Waaaawww... it's inspiring me...to make a similar one..like this..., it's so motivated me to be better.., smangaat..mbak Agnia, Do'aq menyertai mimpi2 dan harapan mbak...nia, Ammiiieen ya Allah..
Posting Komentar